Dalamfestival seni pencak silat tersebut, para pendekar menampilkan jurus-jurus yang menjadi andalan perguruan pencak silat masing-masing. Ki Ageng Pandan Alas, Tapak Suci, Pro Patria, Persinas ASAD, Merpati Putih, Pagar Nusa, dan Cempaka Putih.(ant/tin) Festival pencak silat pendekar. Bagikan. Berita Terkait Kelana Kota. Australia Akan

O Pencak Silat é uma arte marcial quase secreta, com origem na Indonésia. Você quis descobrir como é lutar sério, agora veja se aguenta o as setas do teclado e Z, X e a barra de espaço para atacar.

Silat(disebut juga pencak atau pencak silat) adalah suatu jenis seni bela diriIndonesia. Halaman ini berisi daftar beberapa aliran dan perguruan yang terdapat baik di Indonesia maupun diluar negeri. Aliran dan perguruan di Indonesia. Silat Cimande, aliran pencak silattertua yang gerakannya banyak diadopsi oleh berbagai perguruan silat di Indonesia.Ikatan Oleh Dwiki Nugroho Mukti Indonesia memiliki banyak kebudayaan dan tradisi yang ada di tengah-tengah masyarakat, mungkin karena akrabnya dengan budaya ini membuat masyarakat menjadi terbiasa dan tidak menyadari keberadaanya. Pencak silat merupakan salah satu budaya di Indonesia, dan ada sampai hari ini, pencak silat sendiri bukan hanya sekedar tempat atau kelompok yang belajar mengenai jurus silat, namun lebih jauh dari itu perguruan silat juga mengajarkan mengenai falsafat hidup atau berkaitan dengan nilai budaya. Nilai budaya pada hakikatnya merupakan konsep-konsep mengenai sesuatu yang ada dalam pikiran sebagian besar masyarakat yang dianggapnya penting dan berharga dalam hidup dan kehidupan umat manusia Koentjaraningrat, 2009. Pencak silat memiliki nama yang berbeda-beda di berbagai tempat Contohnya Silek dan Gayuang Sumatera Barat, Maempok dan Penca Jawa Barat, Pencak Jawa Tengah, DIY, dan Jawa Timur, dan lain-lainnya. Pencak silat adalah salah satu jenis bela diri tradisional yang berkembang di Indonesia, secara etimologi bahasa pencak silat terdiri dari pencak yang berarti permainan keahlian dengan cara mengelak, menyerang, dan silat memiliki arti kepandaian bekelahi. Jadi secara umum pencak silat merupakan sebuah metode bela diri atau memepertahankan diri dari bahaya yang dapat mengancam keselamatan dan kelangsungan hidupnya dengan cara menangkis, menyerang dan membela diri. Pencak silat sendiri terus berkembang hingga terdapat upaya untuk membuat sebuah organisasi untuk membawahinya, upaya ini terus berlanjut sampai tahun 1948 yang berhasil membentuk organisasi Ikatan Pencak Seluruh Indonesia IPSI Kriswanto, 2015. Dewasa ini pencak silat telah menjadi seni bela diri yang diperhitungkan, hal tersebut terbukti dengan dipertandingkanya pencak silat dalam Asian Games dan Sea Games. Pertumbuhan pesat pencak silat ini tidak lepas dari pelestarian yang dilakukan oleh masyarakat. Kebudayaan dan masyarakat memiliki hubungan yang erat, tidak ada kebudayaan tanpa masyarakat dan sebaliknya tidak ada masyarakat yang tidak berkebudayaan Soekanto dan Sulistyowati, 2014. Madiun adalah tempat perguruan silat tumbuh subur, terhitung ada 14 perguruan silat resmi yang telah di akui di Madiun. Adanya banyak aliran pencak silat ini adalah dikarenakan di tiap perguruan silat memiliki ke unikan dan falsafah ajaran masing-masing. Tentu tiap tempat memiliki karakter yang berbeda dengan yang lain dan tentu saja hal ini berpengaruh terhadap bagaiman falsafah ajaran pencak silat terbentuk Salah satu perguruan silat yang berkembang di kota Madiun adalah organisasi silat yang bernama Keluarga Persilatan Ki Ageng Pandan Alas atau yang biasa disebut Pandan Alas. Tentu tiap perguruan silat memiliki falsafah ajaran yang berbeda-beda, begitu pula dengan Pandan Alas . Di dalam perguruan Pandan Alas tidak mencetak atlet, karena ilmu bela diri yang dipelajari bukan digunakan untuk bertarung, bukan untuk menyakiti orang lain, tetapi untuk membela diri apabila keadaan diri kita dalam keadaan terjepit atau teraniaya. Disini juga tidak ada istilah pendekar, karena pada dasarnya pendekar adalah orang yang suka berkelahi. Hal lain yang menarik dari Pandan Alas adalah jarang ditemunya tugu penanda Pandan Alas itu sendiri, jika banyak perguruan silat membangun tugu/penanda di jalan masuk sebuh desa untuk menandakan keberadaanya tidak begitu dengan Pandan Alas, perguruan Pandan Alas memilih untuk tetap rendah diri dengan tidak membuat penanda wilayah, hal itu selaras dengan falsafah yang di ajarkan dalam Pandan Alas dan menegaskan dirinya bukan sebagai perguruan bela diri yang agresif. Untuk tahu mengenai ajaran Pandan Alas lebih jauh maka penelusurannya dapat dimulai dari memahami lambang Pandan Alas itu sendiri. Penelusuran dalam artikel ini akan dilakukan dengan menganalisa ikon-ikon dalam lambang Pandan Alas. Keluarga Persilatan Ki Ageng Pandan Alas merupakan organisasi sosial kemasyarakatan yang bergerak dalam bidang olah raga seni bela diri, organisasi bela diri pencak silat ini didirikan oleh bapak Koestari Ady Andaya. Beliau adalah purnawirawan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara TNI AU yang berdinas di Lanud Iswahjudi Maospati Magetan. Dalam ajaranya Pandan Alas lebih mengutamakan pembinaan akhlak kepada anggotanya. Pandan Alas terhitung didirikan pada 10 November 1972. Tanggal tersebut dijadikan momentum sebagai tanggal berdirinya Keluarga Persilatan Ki Ageng Pandan Alas Hanif, Nugraha, & Negara, 2020. Koestari Ady Andaya terus berikhtiar mengembangkan gerak senam jurus silat dan organisasi pencak silatnya. Ikhtiar yang luar biasa ini mendapat apresiasi positif dari orang-orang sekitarnya. Dengan banyaknya dukungan dari orang sekitar maka Koestari Ady Andaya berinisiatif untuk mendaftarkan perguruan silat ini ke oraganisasi yang menaungi Pecak Silat IPSI Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia, usaha ini tidak langsung berhasil, sempat mengalami beberapa penolakan. Namun setelah kemudian di evaluasi ulang dan di telaah lebih lanjut, di setujuilah Pandan Alas sebagai organisasi silat Resmi oleh IPSI Cabang Kab./Kota Blitar pada tanggal 15 September 1995. Pemilihan nama Pandan Alas sendiri terinspirasi dari tokoh Ki Ageng Pandan Alas , Ki Ageng Pandan Alas adalah seorang tokoh golongan putih yang hidup pada jaman kerajaan Demak dibawah pemerintahan Sultan Trenggono Cerita dalam buku Nagasasra Sabukinten. Pada waktu itu kerajaan Demak banyak terjadi pemberontakan terhadap pemerintahan yang sah. Ki Ageng Pandan Alas sebagai seorang tokoh merasa wajib turut mempertahankan kerajaan Demak. Ki Ageng Pandan Alas dalam menghadapi musuh atau lawan-lawannya tidak dihadapi menggunakan kekerasan, melainkan dihadapinya dengan cara duduk bersila sambil melantunkan Kidung atau Tembang Dandang Gulo yang berisi petuah-petuah yang baik dan akhirnya membuat musuh atau lawannya menjadi sadar akan perbuatannya yang selanjutnya tidak jadi melawan dengan kekerasan. Amar Makruf Nahi Mungkar. Keluarga Persilatan Ki Ageng Pandan Alas berasaskan Pancasila, bersifat kekeluargaan antar organisasi olah raga seni beladiri serta tidak berafiliasi pada aliran/organisasi politik tertentu. Sedangkan tujuannya; 1 Mencetak manusia berbudi luhur, berakhlak mulia, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai amanat Undang-Undang Dasar 1945, 2 Melestarikan dan mengembangkan khasanah seni budaya pencak silat. Foto lambang Keluaga Pesilatan Ki Ageng Pandan Alas Dalam lambang Pandan Alas terdapt beberapa ikon objek dan warna dan teks, merupakan ilustrasi falsafah yang di ajarkan di dalam Pandan Alas. Lambang ini merupakan Produksi artistik yang mencakup kepekaan batin terhadap imajinasi kreatif dan menemukan kendaraan atau idiol untuk berkomunikasi dan berbagi kepekaan ini dengan orang lain. Mandoki, 2007 Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, yang dilakukan guna menghasilkan data deskriptif berupa ikon dari lambang perguruan silat Pandan Alas. Pengumpulan data dilakukan dengan studi literatur dan pengamatan. Analisis ikon pada lambang perguruan silat Pandan Alas dilakukan dengan pendekatan Semiotika Roland Barthes, yang bisa mencakup elemen teks, dan visual. Penggunaan semiotika Roland Barthes juga dimaksudkan guna membongkar mitos yang terkandung di dalam iklan tersebut. Semiotika Roland Barthes secara harfiah merupakan turunan dari semiologi Saussure, yakni mengadaptasi teori signifier-signified untuk dikembangkan menjadi metabahasa dan konotasi. Saussure fokus pada penandaan dalam tataran denotatif, sedangkan Roland Barthes mengembangkannya pada tingkat konotatif. Selain itu, aspek lain yang dikembangkan Barthes dalam penandaan yaitu mitos Vera, 2014. Dalam analisa ini dibagi menjadi 3 kategori, yang pertama adalah berdasarkan bentuk objek, yang kedua adalah teks, dan yang terakhir adalah warna. Dalam kategori pertama yang di analisa adalah Perisai, bintang, ranting, trisula & keris kiai sigar, dan rantai. 1. Perisai signified, alat untuk bertahan sign denotatif/signifier konotatif, pelindung-memiliki pertahanan yang kuat signified konotatif, manusia harus menjadi pelindung/pertahanan yang kuat dalam menjalani hidup untuk mencapai menggapai cita-cita sign konotatif. 2. Bintang 5 signified, Bintang dengan satu kaki lebih panjang, warna emas dan perak sign denotatif/signifier konotatif, terletak di angkasa/tinggi, agung, suci signified konotatif, dalam ajaranya Pandan alas menjunjung tinggi agama Islam, menyimbolkan dengan bintang seperti halnya sesuatu yang tinggi sign konotatif. 3. Ranting signified, bagian pohon sign denotatif/signifier konotatif, kuat – kehidupan baru -keterhubungan signified konotatif, melambangkan keluarga persilatan dapat dijadikan alat pendidikan dan pembinaan akhlak generasi muda sign konotatif. 4. Trisula dan Keris Kyai Sigar signified, senjata tajam, bertautan sign denotatif/signifier konotatif, kuat – terhubung satu dengan yang lain signified konotatif, memiliki fisik dan rohani yang kuat agar dapat menjaga hubungan yang erat antar saudara dan dengan Yang Maha Kuasa sign konotatif. 5. Rantai signified, rantai berjumlah 8 membentuk tapal kuda sign denotatif/signifier konotatif, jalinan erat – persatuan, saling bertautan signified konotatif, manusia harus menjadi pelindung/pertahanan yang kuat dalam menjalani hidup untuk mencapai menggapai cita-cita sign konotatif. 6. Kategori kedua adalah ketegori teks, dalam kategori ini terdalam 2 item teks. 1. Teks “keluarga persilatan” berwarna biru sign denotatif/signifier konotatif, mewakili jenis organisasi – warna biru adalah warna dingin – kedamaian signified konotatif, tulisan keluarga persilatan berwarna biru tua menunjukkan bahwa organisasi persilatan ini didirikan untuk mewujudkan kedamaian sign konotatif. 2. Tulisan “ Ki Ageng Pandan Alas” bewarna hijau sign denotatif/signifier konotatif, mewakili nama organisasi – warna hijau adalah warna dingin – berhubungan dengan tumbuh-tumbuhan signified konotatif, tulisan Ki Ageng Pandan Alas berwana hijau tua melambangkan semangat pertumbuhan dalam pembangunan mental spiritual terhadap anggotanya sign konotatif. Hal lain yang perlu dicermati dalam lambang ini adalah huruf tulisan Ki Ageng Pandan Alas berjumlah 17 tujuh belas, rantai berjumlah 8 delapan, sudut 45 empat puluh yang dibentuk oleh Keris Kiai Sigar Menjalin dan senjata Trisula dimaksudkan sebagai tahun 1945. Arti kesuruhannya menunjukkan tanggal kemerdekaan Republik Indonesia yaiu 17-8-1945. Hal ini dimaksudkan agar Keluarga Persilatan Ki Ageng Pandan Alas mampu mengisi dan mempertahana kemerdekaan Hanif et al., 2020. Ketegori yang terakhir adalah adalah kategori berdasarkan warna. 1. Biru muda signified, warna biru muda sign denotatif/signifier konotatif, keteduhan – kedamaian – ketenangan – seperti laut dan langit signified konotatif, menganjurkan untuk pribadi yang tenang – teduh serta membawa rasa damai bagi sekitarnya sign konotatif. 2. Kuning emas signified, warna kuning emas sign denotatif/signifier konotatif, kemewahan – keagungan – kejayaan signified konotatif, warna ini digunakan untuk mengilustrasikan harapan untuk bangsa Indonesia agar dapat meraih kejayaan sign konotatif. 3. Putih Perak signified, warna putih perak sign denotatif/signifier konotatif, kesucian – keadilan signified konotatif, menjadi petunjuk untuk tetap berbauat bajik dan adil sign konotatif. 4. Hijau signified, warna hijau sign denotatif/signifier konotatif, warna hijau adalah warna dingin – berhubungan dengan tumbuh-tumbuhan signified konotatif, semangat untuk bertumbuh sign konotatif. 5. Biru signified, warna biru sign denotatif/signifier konotatif , warna biru adalah warna dingin, kedamaian signified konotatif, semangat untuk menjaga kedamaian sign konotatif. Dari analisa yang dilakukan ditemukan 5 objek benda, 2 teks, dan 5 warna yang digunakan. Dalam lambang pandan alas bahasa yang digunakan adalah gabungan antara visual dan teks, pemilihan objek juga sangat dekat dengan dunia bela diri hal ini terlihat dari adanya objek perisai, trisula, dan keris Kiai Sigar. Pemilihan ini terkait dengan pengetahuan estetika yang dibangun berdasarkan lingkungan dimana perguruan ini berada yaitu lingkungan pesilat. Estetika lingkungan banyak mengacu pada analisa keindahan yang lebih alamiah seperti pemandangan alam, namun pada saat yang bersamaan kajian estetika lingkungan ini menemukan bentuknya juga diperkotaan sehingga memperluas kondisi dan kemungkinan apresisiasi, maka pengalaman estetika lingkungan berkembang di lingkungan perkotaan dengan apa yang ada dan terjadi sehari-hari diperkotaan, dan menjadi kajian estetika sehari-hari, bahkan ruang luar menjadi subjek untuk kesadaran estetika Arnold Berleant, 2013. Kemudian teks hanya berfungsi sebagai penanda atas ketogi organisi Pandan Alas dengan kalimat Keluarga persilatan’, dan nama organisasi Ki Ageng Pandan Alas’. Pengunaan warna dalam lambang ini dominan menggunakan warna dingin yaitu biru, hijau dan putih perak, hanya terdapat 1 warna panas yaitu kuning. Dengan banyaknya warna dingin yang digunakan adalah ingin menunjukan bahwa Pandan Alas adalah perguruan silat yang damai dan menenangkan, juga menjadi himbauan untuk anggotanya agar dapat bersikap damai dan menenangkan. Mitos yang dibangun dalam lambang ini adalah Pandan Alas merupakan perguruan silat yang ada dan berkembang dalam rangka untuk menegakkan ajaran agama Islam melalui falsafah ajarannya, mempererat hubungan dengan saudara dan Tuhan yang Maha Esa. Serta menanamkan rasa cinta tanah air dan membawa Indonesia ke kepada jaya. Untuk anggotanya menjadi pribadi yang rendah diri, tenang, dan membawa kedamaian bagi sekitar. Mitos ini merupakan harapan yang disematkan dalam unsur pembangun lambang, mitos ini juga menjadi inti dari falasafah yang di ajarkan dalam keluarga persilatan Pandan Alas. ————- Daftar Pustaka Arnold Berleant. 2013. The Transformationsof aesthetics. Journal of Chemical Information and Modeling, 539, 1689–1699. Retrieved from Budiman, K. 2011. Semiotika Visual Konsep, Isu, dan Problem Ikonisitas. Yogyakarta Jalasutra Hanif, M., Nugraha, N., & Negara, N. B. 2020. Nilai-nilai bela negara dalam keluarga persilatan ki ageng pandas alas. Citizenship, 8. Haryadi, T. 2016. Analisis Iklan Televisi Sampoerna Hijau Versi “Es Kacang Ijo” Dengan Pendekatan Semiotika Roland Barthes. Jadecs, 119, 1–16. Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Antropologi, edisi revisi 2009. Jakarta Rineka Cipta. Kriswanto, E. S. 2015. Pencak Silat. Yogyakarta Pustaka Baru Press. Soekanto S., dan Sulistyowati, B. 2014. Sosiologi Suatu Pengantar 46th ed.. Jakarta PT Raja Grafindo Persada. Mandoki, K. 2007. Everyday Aesthetics – Prosaics, the Play of Culture and Social Identities Proof. Metropolitan Autonomous University. Vera, N. 2014. Semiotika dalam Riset Komunikasi. Bogor Ghalia Indonesia diakses pasa 10/12/2020 – WIB *Penulis adalah seorang Perupa Sementara hadir dalam kegiatan bertajuk cangkrukan, perwakilan cabang 14 perguruan silat Kabupaten Madiun diantaranya, Merpati Putih, Tapak Suci. Kemudian PSHW Tunas Muda, PSHT, IKS Pro Patria, Persinas Asad, Pagar Nusa, Ki Ageng Pandan Alas, IKSPI Kera Sakti, OCC Pangastuti, SH Tuhu Tekad, Persaudaraan Rasa Tunggal, Cempaka Putih, dan
Абиг щαт миΑ ቀужα юኬօпе
Опу էֆеլαУլቱδеծωп ቴωшաчիрω
ዕኡτէչа з уνገτաጡищоΥк ሽֆιχидፍтθ
Хιзвօኡθሢи онαвов եтруጇጼΣ ኦтвяሩ
KiAgeng Pandan Alas Persatuan Hati Pencak Silat Cempaka Putih HASDI Gubug Ramaja Tadjimalela Satria Muda Indonesia Seni beladiri SABANDAR KARIMADI PERISAI Trisusila Keluarga Persilatan Ki Ageng Pandan Alas, didirikan di kecamatan kare Madiun Oleh bapak Koestari Adi andaya (seorang purnawirawan TNI-AU AURI) pada tanggal 10 Nopember 1972 KiAgeng Pandan Alas ~ Pawai Kampung Pesilat Indonesia ini tampil di depan panggung kehormatan depan Alun - alun Caruban Kabupaten Madiun. -----

Madiunmerupakan sebuah daerah yang berada di Jawa Timur, Madiun mempunyai pelestarian budaya yaitu pencak silat. Dimana merupakan bagian dari kekayaan seni bela diri di Indonesia. Bentuk pelestarian itu seperti masih adanya berbagai seni pencak silat yang asli Madiun seperti Setia Hati yang merupakan salah satu perguruan pencak silat tertua di

Yogyakarta didirikan oleh Ki Poleng Sudamala. Perguruan Pencak Silat Cepedi (Cepat Pembelaan Diri), didirikan pada tanggal 17 September 1922 di daerah Dagen kawasan Malioboro barat, Keluarga Persilatan Ki Ageng Pandan Alas, didirikan di kecamatan kare Madiun Oleh bapak Kustari Adi andaya

akhirnyanama Ki ageng Pandan Alas Di Ambil sebagai Nama Keluarga Persilatan Ini. dengan di bantu beberapa sahabatnya Persilatan Pandan Alas melaporkan diri Bergabung dengan Ikatan Pencak silat Indonesia IPSI, setelah di telaah dan di survei Oleh IPSI bahwagrakan senam dan jurus yang dimiliki persilatan Pandan Alas ini merupakan gerakan seni Beladiri PencakSilat Nahdlatul Ulama PAGAR NUSA - Merupakan badan otonom dibawah naungan Nahdlatul Ulama yang menampung berbagai perguruan dan aliran pencak silat di kalangan Nahdliyin. Keluarga Persilatan Ki Ageng Pandan Alas, didirikan di kecamatan kare Madiun Oleh bapak Koestari Adi andaya (seorang purnawirawan TNI-AU AURI) pada tanggal 10 Antaralain perguruan pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate, Persuadaraan Setia Hati Tunas Muda Winongo, Persaudaraan Setia Hati Tuhu Tekad, IKS Kera Sakti, Ki Ageng Pandan Alas, Tapak Suci, Pro Patria, Persinas ASAD, Dalamkegiatan juga mengemuka ikrar damai 14 perguruan pencak silat di Kota Madiun. Yakni, Perguruan Merpati Putih, Tapak Suci, PSHW Tunas Muda, PSHT, IKS Pro Patria, Persinas Asad, Pagar Nusa, Ki Ageng Pandan Alas, IKSPI Kera Sakti, OCC Pangastuti, SH Tuhu Tekad, Persaudaraan Rasa Tunggal, Cempaka Putih, dan Persati. Ikrar tak hanya dibacakan. vT4yPJ.
  • 1begdfa95x.pages.dev/260
  • 1begdfa95x.pages.dev/614
  • 1begdfa95x.pages.dev/750
  • 1begdfa95x.pages.dev/757
  • 1begdfa95x.pages.dev/47
  • 1begdfa95x.pages.dev/182
  • 1begdfa95x.pages.dev/972
  • 1begdfa95x.pages.dev/748
  • pencak silat ki ageng pandan alas